Membangun suatu tim kerja yang dilakukan manajer tidaklah
gampang. Pasalnya karena di dalam suatu tim berisi para anggota atau karyawan
yang memiliki karakter atau kepribadian yang unik dan heterogen. Disitu akan
terdapat perilaku karyawan yang memiliki kematangan emosi sampai ke yang kurang
dewasa. Ada yang sangat trampil dan ada yang masih baru belajar. Dan ada
karyawan yang sangat rajin sampai yang sangat malas.
Ada yang sangat disiplin
dan ada juga yang kurang bertanggung jawab, dsb. Karena itu semakin heterogen
kondisi karyawan, semakin kompleks permasalahan maka semakin panjang waktu yang
dibutuhkan manajer untuk membangun tim kerja yang tangguh. Ketangguhan tim akan
dicirikan oleh kemampuan tim dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen yang
efektif dan efisien yang didukung oleh kualitas manajer dan anggota tim yang
tinggi.
Kekuatan masing-masing individu dalam tim tidak diposisikan
sebagai sesuatu yang eksklusif dan tidak hanya dalam satu segi saja. Bisa jadi
tiap karyawan memiliki lebih dari satu kekuatan dan bersifat inklusif. Dengan
kata lain terjadi kohesif atau kesatu-paduan yang kuat antara manajer dengan
karyawannya dan antarkaryawan dalam mengelola tim kerja. Semuanya dikoordinasi
oleh seorang manajer sebagai pemimpin tim. Dalam prakteknya, menurut Tom Rath
dan Barry Conchie (2008, Stengths based Leadership), agar kepemimpinan manajer
bisa diterima oleh para anggota tim maka paling tidak ada empat komponen
kekuatan yang dibutuhkan seorang manajer yakni:
- Dalam melaksanakan program tim seperti peraih prestasi, pengatur, percaya, taat-asas, disiplin, tenang dan berhati-hati, focus, tanggung jawab, dan mampu menyegarkan suasana kerja. Manajer dengan kekuatan eksekusi ini memiliki kemampuan untuk menterjemahkan dan memroses setiap gagasan menjadi kenyataan untuk mencapai tujuan organisasi;
- Dalam memengaruhi orang lain seperti dalam hal keaktifan, komando, komunikasi, kompetisi, pemaksimum, jaminan diri, kemanfaatan, dan pembujuk. Dalam hal ini manajer mampu menjalin atau menjangkau karyawan yang lebih luas. Manajer mampu menjual ide tim ke dalam dan keluar organisasi. Manajer bertipe ini biasanya bertanggung jawab, mampu bicara dengan meyakinkan, dan didengar oleh anggota tim. Para karyawan merasa nyaman dengan kepemimpnan manajer dan selalu siap untuk terlibat dalam tim;
- Dalam membangun hubungan seperti kemampuan beradaptasi, penghubung, pengembang, empati, harmoni, individualisasi, dan berpikir positif. Manajer diposisikan sebagai perekat kebersamaan tim. Selain itu manajer mampu menggerakkan tiap individu karyawan dalam mengembangkan enerji positif tim kerja. Konflik-konflik bias ditekan sekecil mungkin. Dengan kata lain keharmonisan dapat dibangun.
- Dalam berpikir strategis seperti kemampuan analisis, kontekstual, pemikiran kedepan, gagasan, input, pembelajar, dan strategis. Manajer mendorong agar tiap individu dalam tim bekerja dengan fokus pada apa yang dapat dikerjakan. Untuk mampu dihasilkannya keputusan yang layak maka dibutuhkan kemampuan mengabsorsi dan menganalisis informasi serta rincian fenomena sebab-akibat. Antara lain juga digunakan untuk memrakirakan kondisi masa depan.
Keberhasilan
dalam menerapkan kepemimpinan tim kerja yang kuat merupakan fungsi dari mutu
manajernya. Semakin tinggi mutu manajer dicirikan dengan semakin besarnya
kekuatan kepemimpinannya. Kekuatan itu mencakup empat domain yakni aspek-aspek
eksekusi, memengaruhi individu karyawan, membangun hubungan, dan berpikir
strategis. Keempat domain itu tidak berdiri sendiri tetapi saling memerkuat
(sinergis).
Yup, setuju. Seorang pemimpin wajib memiliki kemampuan dalam hal aspek-aspek eksekusi, memengaruhi individu karyawan, membangun hubungan, dan berpikir strategis.
BalasHapusSayangnya, tidak mudah menemukan pemimpin sesuai dengan harapan banyak masyarakat.
BalasHapus