Masih sedikit di antara masyarakat yang mengenal jenis-jenis sakit kepala. Padahal setiap jenis sakit kepala memiliki gejala yang berbeda-beda. Jika sering mengalami sakit kepala di satu sisi yang disertai mata berair dan hidung tersumbat, bisa jadi Anda mengalami sakit kepala klaster.
Berbeda dengan migrain, sakit kepala klaster atau cluster terjadi secara teratur dengan rentang satu minggu hingga 1 tahun, tapi paling tidak terjadi satu bulan sekali. Sakit kepala klaster lebih banyak menyerang pria ketimbang wanita.
Hingga saat ini, para ilmuwan belum menemukan persisnya penyebab sakit kepala ini. Namun, mereka menduga penyakit ini bisa diturunkan dari generasi sebelumnya. Gangguan pada otak di bagian hipotalamus diperkirakan juga bisa jadi penyebabnya.
Kemunculan sakit kepala klaster ini dimulai dengan sakit yang amat sangat pada kepala, khususnya area mata, yang menyerang secara tiba-tiba. Menurut pengakuan sejumlah pasien, sakitnya menyerupai rasa terbakar atau tertusuk.
Umumnya sakit kepala klaster akan menyerang dua hingga tiga jam setelah Anda tertidur, tapi tak menutup kemungkinan juga menyerang saat Anda terjaga. Sakit kepala ini akan berlangsung selama lima hingga 10 menit, bahkan lebih parahnya lagi antara 30 menit hingga 2 jam.
Penderita sakit kepala klaster biasanya akan mengalami rasa sakit yang sangat pada separuh sisi kepalanya. Sakit kepala ini menyebabkan mata berair dan hidung tersumbat. Saat ditangani, dokter akan meneliti fisik pasien dan MRI scan untuk menemukan penyebabnya.
Namun, peneliti menemukan bahwa sakit kepala klaster disebabkan oleh gangguan otak pada bagian hipotalamus. Ketika serangan klaster terjadi, hipotalamus terlalu aktif. Tapi para peneliti belum menemukan penyebab terganggunya hipotalamus itu.
Selama serangan, sel-sel saraf pada otak menyebarkan senyawa kimia yang disebut neurotransmitter. Kemungkinan, senyawa itu merangsang sel-sel saraf otak dan menyebabkan rasa sakit yang amat sangat.
Selain gangguan pada otak, beberapa ilmuwan menemukan serangan ini sering terjadi pada peminum alkohol. Gejalanya akan muncul dalam waktu satu jam setelah meminum alkohol. Selain itu, perokok diperkirakan sangat rentan terserang sakit kepala klaster ini.
Kebiasaaan sehari-hari bisa memicu sakit kepala yang mirip migrain ini. Di antaranya, berada di ruangan terlalu panas, berolahraga terlalu berat, mandi air panas dan mencium bau-bauan yang menyengat.
Penderita sakit kepala klaster biasanya akan diberikan obat anti-inflamasi dalam dosis tinggi. Pasien juga akan diberikan suntikan dihydroergotamine (DHE) yang dapat menghentikan serangan klaster dalam 5 menit.
Sakit kepala klaster merupakan sindrom sakit kepala kebanyakan menyerang pria. Sakit kepala ini khas mulai menyerang pada usia rata-rata 25 tahun. Ini bukan penyakit menurun. Sindrom ini muncul sebagai serangan singkat pada malam hari, sangat parah, satu sisi, tidak berdenyut, konstan dengan durasi mulai dari beberapa menit hingga kurang dari 2 jam.
Berbeda dari sakit kepala migrain , sakit kepala klaster selalu satu sisi,dan biasanya kambuh pada sisi yang sama dalam setiap pasien tertentu. Serangan biasanya berulang setiap hari dalam beberapa bulan. Namun kemudian ada jeda, sebelum kemudian kembali menyerang.
0 comments:
Posting Komentar