TENTANG GAMBARAN HIDUP KITA

INI ADALAH KISAH TENTANG GAMBARAN HIDUP KITA..., smoga menginspirasi dan memotivasi pemirsa..

Suatu hari hidup seorang lelaki yang bekerja membawa air dengan bejana dari sungai menuju rumahnya. Si lelaki memiliki 2 bejana yang selalu dipikulnya dibahunya. Namun salah satu bejananya ada yang retak dan tidak pernah mampu membawa air secara utuh sampai ke rumah. Bejana yang retak itu selalu ia bawa disebelah kiri dan bejana yang masih sempurna selalu ia bawa disebelah kanan. Si bejana retak merasa tidak berguna dan hanya bisa menyusahkan si lelaki.
Hingga suatu hari saat si lelaki sedang berjalan menuju ke rumah setelah mengambil air dari sungai, si bejana retak berkata pada si lelaki :
"Mengapa kau tak membuangku saja? Aku tak berguna, aku hanya bisa menyusahkanmu dan mengurangi air dalam bejana ini saja" kata si bejana
"Mengapa kau berkata seperti itu bejana retak? Aku masih membutuhkanmu dan akan selalu membutuhkanmu." Jawab si lelaki.
"Namun aku tak sempurna, kau selalu mengisi aku dengan air yang penuh namun air itu selalu menetes melewati retakan yang ada ditubuhku sehingga air yang aku tampung tak pernah utuh sampai di rumah. Oh... betapa aku tidak berguna !".
Mendengar ucapan si bejana retak, si lelakipun tersenyum. Kemudian ia berkata pada si bejana retak :
"Tahukah kau bejana retak, kau telah membantu pekerjaanku yang lain. Lihatlah jalan yang kita lalui ini, disebelah kiri disepanjang jalan betapa indahnya hamparan bunga berwarna-warni. Bunga-bunga itu mampu membuat dunia menjadi berwarna. Indah sekali bukan?".
"Aku tak menyadarinya selama ini. Dari mana asal bunga-bunga itu? Mengapa hanya sebelah kiri saja yang ditumbuhi bunga? Mengapa sebelah kananmu gersang dan tandus? kata sang bejana.
Lalu si lelakipun menjawab "Dengar, bunga-bunga itu aku yang menanamnya. Setiap hari aku sebarkan benih bunga di sepanjang jalan disebelah kiriku. Lihatlah bunga-bunga itu tumbuh dengan suburnya. Itu semua kau yang menyiramnya. "
"Kau bercanda? Aku tak pernah melakukan apapun?" Jawab si bejana retak.
"Sadarkah kau, setiap hari kau meneteskan air dari retakan-retakan tubuhmu dan air itu tak sengaja menyirami benih-benih bunga yang aku sebarkan. Ya, itu semua kau yang menyiramnya bejana. Lihat betapa bergunanya dirimu, bukan hanya untuk diriku, namun juga untuk alam ini dan untuk orang-orang yang menikmati indahnya bunga ini." Jawab si lelaki. Mendengar perkataan si lelaki, bejana retakpun menyadari bahwa menjadi tak sempurna bukan berarti tak berguna.
Bejana retak itu ibarat hidup kita. Lelaki pembawa bejana adalah Sang Pencipta. Menjadi tak sempurna bukan berarti hanya bisa menyusahkan orang lain saja. Menjadi tak sempurna bukanlah suatu cobaan atau hukuman. Namun adalah jalan untuk meningkatkan kualitas diri. Selama kita menyerahkan hidup kita sepenuhnya ke tangan Sang Pencipta, maka kita sanggup dipakai untuk menyatakan Kebesaran dan Kemuliaan-Nya.









0 comments:

Posting Komentar