KUPANG--Sekitar 49 ekor ikan paus terdampar di Pantai Haingahu,
Kampung Kohabe, Desa Deme, Kecamatan Liae, Sabu Raijua. Ikan paus jenis
Pilot Whale ini diketahui terdampar oleh nelayan pada Senin (1/10/2012)
malam.
"Kami berusaha mendorong ke tengah laut, tetapi tiga ikan kembali lagi ke darat. Kami upayakan lagi, tapi ikan kembali lagi. Hanya satu ekor yg terus ke tengah laut. Dan, saya baru lihat ikan begini banyak yang terdampar," kata Komandan Pos Angkatan Laut (Posal) Sabu Raijua, Letda Tendri Adrian, yang dihubungi, Selasa (2/10/2012).
Tendri mengatakan, setelah mendapat laporan warga, pihaknya langsung bersama nelayan menyelamatkan empat ekor ikan paus yang masih bernapas dengan cara mendorong ke laut. Namun, ikan-ikan itu kembali ke tepi pantai. Upaya penyelamatan ikan paus tersebut terus berlangsung hingga pukul 11.00 Wita, Selasa (2/10/2012).
Dijelaskan bhw pihaknya datang ke lokasi dan menemukan ada 49 ikan paus yg terdampar. "Kami bersama aparat Koramil mengajak masyarakat, ayo kita selamatkan ikan paus ini. Dan, direspons oleh masyarakat. Kami kerja sama menyelamatkan ikan ini," ujarnya.
Dari 44 ekor ikan paus tersebut, demikian Tendri, hanya empat ekor yang masih bernapas dan dalam kondisi lemah. Saat itu dievakusi ke tengah laut. Upaya penyelamatan berlangsung hingga pukul 03.00 Wita Selasa (2/10/2012) dini hari.
Pihaknya, kata Tendri, terus memantau ikan paus yang berhasil ke tengah laut tersebut menggunakan teropong dan tampak ikan itu hilang dari pandangan sekitar pukul 11.00 Wita.
Informasi dari warga Sabu, ikan paus yang sudah dipastikan mati tersebut dimanfaatkan oleh warga untuk mengambil dagingnya.
Tendri mengatakan, pihaknya belum mengetahui pasti mengapa ikan paus terdampar di wilayah itu. Namun, lanjutnya, perairan Sabu merupakan wilayah atau jalur migrasi ikan paus. "Mungkin ikan ini sedang migrasi dari selatan Australia ke arah utara melewati perairan kita (Sabu). Entah mengapa sampai bisa terdampar," kata Tendri.
Ia memperkirakan, kemungkinan terjadi perubahan iklim global yg berpengaruh terhadap arah jalur ikan ini. Hal lainnya, demikian Tendri, ikan paus tersebut terpengaruh cuaca buruk sehingga terdorong ke daratan saat migrasi. "Tadi ada yang tanya saya, apakah ini karena bom ikan, saya katakan kemungkinan bukan karena bom. Ini hanya fenomena alam saja. Tapi ini belum pasti juga," ujarnya.
Ia mengatakan, biasanya ikan paus yang terdampar hanya satu atau dua ekor saja, namun kali ini sampai 49 ekor. "Saya baru lihat ikan begini banyak yang terdampar," katanya.
Sementara sumber lain mengatakan, ikan paus tersebut kemungkinan mengalami gangguan sonar sehingga mengalami disorientasi arah. Selain itu, suhu air laut yang berubah juga berpengaruh terhadap ikan-ikan ini.
Hampir setiap tahun ada ikan paus yang terdampar di pantai-pantai Pulau Sabu - Nusa Tenggara Timur. Tetapi, biasanya hanya satu ekor. Kali ini, ikan paus yang terdampar sebanyak 49 ekor lebih sehingga menarik perhatian warga Sabu untuk menyaksikannya.
"Kami berusaha mendorong ke tengah laut, tetapi tiga ikan kembali lagi ke darat. Kami upayakan lagi, tapi ikan kembali lagi. Hanya satu ekor yg terus ke tengah laut. Dan, saya baru lihat ikan begini banyak yang terdampar," kata Komandan Pos Angkatan Laut (Posal) Sabu Raijua, Letda Tendri Adrian, yang dihubungi, Selasa (2/10/2012).
Tendri mengatakan, setelah mendapat laporan warga, pihaknya langsung bersama nelayan menyelamatkan empat ekor ikan paus yang masih bernapas dengan cara mendorong ke laut. Namun, ikan-ikan itu kembali ke tepi pantai. Upaya penyelamatan ikan paus tersebut terus berlangsung hingga pukul 11.00 Wita, Selasa (2/10/2012).
Dijelaskan bhw pihaknya datang ke lokasi dan menemukan ada 49 ikan paus yg terdampar. "Kami bersama aparat Koramil mengajak masyarakat, ayo kita selamatkan ikan paus ini. Dan, direspons oleh masyarakat. Kami kerja sama menyelamatkan ikan ini," ujarnya.
Dari 44 ekor ikan paus tersebut, demikian Tendri, hanya empat ekor yang masih bernapas dan dalam kondisi lemah. Saat itu dievakusi ke tengah laut. Upaya penyelamatan berlangsung hingga pukul 03.00 Wita Selasa (2/10/2012) dini hari.
Pihaknya, kata Tendri, terus memantau ikan paus yang berhasil ke tengah laut tersebut menggunakan teropong dan tampak ikan itu hilang dari pandangan sekitar pukul 11.00 Wita.
Informasi dari warga Sabu, ikan paus yang sudah dipastikan mati tersebut dimanfaatkan oleh warga untuk mengambil dagingnya.
Tendri mengatakan, pihaknya belum mengetahui pasti mengapa ikan paus terdampar di wilayah itu. Namun, lanjutnya, perairan Sabu merupakan wilayah atau jalur migrasi ikan paus. "Mungkin ikan ini sedang migrasi dari selatan Australia ke arah utara melewati perairan kita (Sabu). Entah mengapa sampai bisa terdampar," kata Tendri.
Ia memperkirakan, kemungkinan terjadi perubahan iklim global yg berpengaruh terhadap arah jalur ikan ini. Hal lainnya, demikian Tendri, ikan paus tersebut terpengaruh cuaca buruk sehingga terdorong ke daratan saat migrasi. "Tadi ada yang tanya saya, apakah ini karena bom ikan, saya katakan kemungkinan bukan karena bom. Ini hanya fenomena alam saja. Tapi ini belum pasti juga," ujarnya.
Ia mengatakan, biasanya ikan paus yang terdampar hanya satu atau dua ekor saja, namun kali ini sampai 49 ekor. "Saya baru lihat ikan begini banyak yang terdampar," katanya.
Sementara sumber lain mengatakan, ikan paus tersebut kemungkinan mengalami gangguan sonar sehingga mengalami disorientasi arah. Selain itu, suhu air laut yang berubah juga berpengaruh terhadap ikan-ikan ini.
Hampir setiap tahun ada ikan paus yang terdampar di pantai-pantai Pulau Sabu - Nusa Tenggara Timur. Tetapi, biasanya hanya satu ekor. Kali ini, ikan paus yang terdampar sebanyak 49 ekor lebih sehingga menarik perhatian warga Sabu untuk menyaksikannya.